Kamis, 14 April 2016

ACTIVITY BASED COSTING


MAKALAH
ACTIVITY BASED COSTING









DI SUSUN OLEH:
KELOMPOK: 1
ZAKIYAH
MUFLIHAH
MOH ZAINUR RIFKI
MOH TAUFIQURRAHMAN
SARIFAH
FAKULTAS EKONOMI JURUSAN AKUNTANSI
UNIVERSITAS ISLAM MADURA (UIM)


KATA PENGANTAR
Assalamualaikum wr,wb
Pujisyukur kepada Allah swt. Yang tak hentinya kami ungkapkan, karena berkat rahmat,dan taufiqnya kami bisa menyelesaikan tugas makalah ini, sebagai syarat untuk memenuhi tugas dari dosen kami.
Sholawat dan salam kami ucapkan kepada sang pahlawan agama kita yakni, Nabiyyil mustofa Nabi Muhammad saw, yang mana berkat beliaulah Allah swt menurunkan mukjizatnya yang berupa al- quranul karim untuk di jadikan pedoman kepada kita semua selaku ummat islam.
Tak lupa pula kami ucapkan kepada dosen pengampu yang telah membimbing kami. Makalah ini kami membahas tentang ACTIVITY BASED COSTING. kami berharap makalah ini bisa bermanfaat, amin ya robbal alamin.
Akhirnya dari kami kurang dan lebihnya kami mohon maaf beribu-ribu lautan dan samudra ampunan.
Wassalamu alaikum wr,wb.








DAFTAR ISI
Halaman judul ..............................................................................................1
Kata pengantar .............................................................................................2
Daftar isi .......................................................................................................3
BAB I ...........................................................................................................4
1.1 Latar belakang .............................................................................5
1.2 Rumusan masalah ........................................................................5
1.3 Tujuan penulisa ............................................................................5
BAB II ...........................................................................................................6
2.1 Pengertian ABC ............................................................................6
2.2 ABC pada perusahaan jasa ...........................................................7
BAB III ..........................................................................................................8
3.1 Kesimpulan ....................................................................................8
3.2 Kritik dan saran ..............................................................................8
Daftar pustaka .................................................................................................10








BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Untuk mencapai kualitas yang baik dan mencapai tujuan  pelanggan perusahaan harus mampu menghasilkan produk yang baik, dan untuj mencapai tujuan perlu filosofi untuk menghindari pemborosan. Selain itu untuk mendapat kepuasan pelanggan tersebut perusahaan harus membuat produk yang bermutu.
Metode ABC (Activity Based Costing) merupakan alternatif lain terhadap metode pembiyaan tradisonal atas biaya overhead.konsep ini muncul karena metode tradisional di anggap tidak tepat dalam mengalokasikan biaya overhead ke produksi hanya mengandalkan dasar bahan langsung, upah langsung ataupun Unit produksi saja.menurut konsep ini pembebanan seperti itu tidak adil dan akan memberikan informasi keliru dalam pemberian informasi oleh biaya produksi.
1.2 Rumusan masalah
1) Jelaskan pengertian Aktivity Based Costing?
2) Bagaimana Activity based costing dalam perusahaan jasa?
1.3 Tujuan penulisan
1) Untuk mengetahui apa yang di maksud dengan Aktivity Based Costing
2) Untuk mengetahui manfaat Activity Based costing






BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Activity Based Costing
  Activity Based Costing merupakan metode yang menerapkan konsep-konsep akuntansi aktivitas untuk menghasilkan perhitungan harga pokok produk yang lebih akurat. Namun dari perspektif manajerial, sistem ABC menawarkan lebih dari sekedar informasi biaya produk yang akurat akan tetapi juga menyediakan informasi tentang biaya dan kinerja dari aktivitas dan sumber daya serta dapat menelusuri biaya-biaya secara akurat ke objek biaya selain produk, misalnya pelanggan dan saluran distribusi.Aktivity based costing merupakan suatu sistem yang berfokus pada perusahaan untuk menghasilkan produk dan jasa.dalam ABC harus dilakukan penelitian, ketelitian dalam penemuan aktivitas akan menyebabkan ketelitian dalam perhitungan harga pokok produk.
Sistem ABC timbul sebagai akibat dari kebutuhan manajemen akan informasi akuntansi yang mampu mencerminkan konsumsi sumber daya dalam berbagai aktivitas untuk menghasilkan produk secara akurat. Hal ini didorong oleh:
1.      Persaingan global yang tajam yang memaksa perusahaan untuk cost effective
2.  Advanced manufacturing technology yang menyebabkan proporsi biaya overhead pabrik dalam product cost menjadi lebih tinggi dari primary cost.
3.      Adanya strategi perusahaan yang menerapkan market driven strategy
Tahap-tahap dalam perancangan ABC yaitu:
1. Mengidentifikasikan biaya sumber daya dan aktivitas
2. Membebankan biaya sumber daya ke aktivitas
3. Membebankan biaya ke objek biaya
Penerapan ABC sistem akan relevan bila biaya overhead pabrik merupakan biaya yang paling dominan dan multiproduk. Dalam merancang ABC sistem, aktivitas untuk membuat dan menjual produk digolongkan dalam 4 kelompok, yaitu:
a.       Facility sustaining activity cost - biaya yang berkaitan dengan aktivitas mempertahankan kapasitas yang dimiliki perusahaan. Misal biaya depresiasi, biaya asuransi, biaya gaji pegawai kunci
b.      Product sustaining activity cost - biaya yang berkaitan dengan aktivitas penelitian dan pengembangan produk dan biaya untuk mempertahankan produk untuk tetap dapat dipasarkan. Misal biaya pengujian produk, biaya desain produk
c.       Bacth activity cost - biaya yang berkaitan dengan jumlah bacth produk yang diproduksi. Misal biaya setup mesin.
d.   Unit level activity cost - biaya yang berkaitan dengan besar kecilnya jumlah unit produk yang dihasilkan. Misal biaya bahan baku, biaya tenaga kerja
2.2 ABC pada perusahaan jasa
Activity Based Costing untuk Perusahaan Jasa.
Sistem kerja Activity Based Costing banyak diterapkan pada perusahaan manufaktur, tetapi juga dapat diterapkan pada perusahaan jasa. Penerapan metode Activity Based Costing pada perusahaan jasa memiliki beberapa ketentuan khusus, hal ini disebabkan oleh karakteristik yang dimiliki perusahaan jasa. Menurut Brinker (1992), karakteristik yang dimiliki perusahaan jasa, yaitu:
1) Output seringkali sulit didefinisi
2) Pengendalian aktivitas pada permintaan jasa kurang dapat didefinisi
3) Cost mewakili proporsi yang lebih tinggi dari total cost pada seluruh kapasitas yang ada dan sulit untuk menghubungkan antara output dengan aktivitasnya. Output pada perusahaan jasa adalah manfaat dari jasa itu sendiri yang kebanyakan tidak terwujud, contoh: kecepatan suatu jasa, kualitas suatu informasi, pemuasan konsumen. Output pada perusahaan jasa tidak berwujud membuat perhitungan menjadi sulit. Sekalipun sulit, dewasa ini bisnis jasa menggunakan metode Activity Based Costing pada bisnisnya.

Untuk menjawab permasalahan diatas, Activity Based Costing benar-benar dapat digunakan pada perusahaan jasa, setidak-tidaknya pada beberapa perusahaan. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penerapan Activy Based Costing pada perusahaan jasa adalah:
1) Identifying and Costing Activities
Mengidentifikasi dan menghargai aktivitas dapat membuka beberapa kesempatan untk pengoperasian yang efisien.
2) Spesial Challenger
Perbedaan antara perusahaan jasa dan perusahaan manufaktur akan memiliki permasalahan-permasalahan yang serupa. Permasalahan itu seperti sulitnya mengalokasikan biaya ke aktivitas. Selain itu jasa tidak dapat menjadi suatu persediaan, karena kapasitas yang ada namun tidak dapat digunakan menimbulkan biaya yang tidak dapat dihindari.
3) Output Diversity
Perusahaan jasa juga memiliki kesulitan-kesulitan dalam mengidentifikasi output yang ada. Pada perusahaan jasa, diversity yang menggambarkan aktivitas-aktivitas pendukung pada hal-hal yang berbeda mungkin sulit untuk dijelaskan atau ditentukan.










BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
  Activity Based Costing merupakan metode yang menerapkan konsep-konsep akuntansi aktivitas untuk menghasilkan perhitungan harga pokok produk yang lebih akurat.
Tahap-tahap dalam perancangan ABC yaitu:
1. Mengidentifikasikan biaya sumber daya dan aktivitas
2. Membebankan biaya sumber daya ke aktivitas
3. Membebankan biaya ke objek biaya
3.2 kritik dan saran
Penulis berharap tulisan ini bisa bermanfaat serta mohon kritikannya jika ada kesalahan dan kekurangan dari penulisan ini, karena hal itu merupakan kebodohan dari kami sendri, terimakasih












DAFTAR PUSTAKA
   Eti rochety.2005. kamus isltilah ekonomi,jakarta: PT bumi aksara
   Kusnadi dkk. 2009.akuntansi manajemen ,  malang: universitas brawijaya



Senin, 07 Maret 2016

Makalah pemasaran baru

MAKALAH

MEMPERKENALKAN PEMASARAN PASAR BARU
Untuk memenuhi tugas mata kuliah MANAJEMEN PEMASARAN
Dosen Pengampu : HARIYANTO, SE, MM.




DI SUSUN OLEH :
1. ACH. FAWAID
2. MUFLIHAH



FAKULTAS EKONOMI
JURUSAN AKUTANSI
UNIVERSITAS ISLAM MADURA (UIM)
PAMEKASAN
2016 
KATA PENGANTAR
Bismillahirrohmanirrohim
Alhamdulillahirobbil ‘alamin kami panjatkan puja dan puji syukur kehadirat ilahi robbi yang telah melimpahkan rahmat, nikmat, beserta hidayahnya kepada kita sekalian sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul MENEJEMEN PEMASARN yang di bimbing oleh bapak HARIYANTO,SE,MM
Shalawat serta salam semoga tetap tercurah limpahkan Keharibaan Sang Reformis Dunia Baginda Rosul Muhammad SAW. Dimana beliau telah mengangkat kita dari masa yang terisolir dari peradaban menuju masa yang terorganisir dari peradaban dan di warnai dengan ilmu-ilmu pengetahuan seperti saat sekarang ini.
Selanjutnya, Dalam penyusunan tugas atau materi ini, tidak sedikit hambatan yang kami hadapi. Namun menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan materi ini tidak lain berkat bantuan dan kerja sama rekan-rekan kelompok.
Selanjutnya kami ucapkan terimakasih kepada dosen pembimbing yang  telah banyak memberikan arahan kepada kami demi terselesainya makalah yang kami buat ini meskipun masih jauh dari kesempurnaan.




Pamekasan, 17februari 2016



DAFTAR ISI

Cover
Kata Pengantar
Daftar Isi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Masalah
BAB II PEMBAHASAN
A. Strategi Pengembangan Produk Baru........................................................
B. Pengertian kategori-kategori produk baru.................................................
C. Pengertian proses perkembangan produk baru..........................................
D Pengertian organisai perkembangan produk baru......................................
E. pengertian penyebaran produk baru..........................................................
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan








BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Banyak perusahaan yang menghadapi sebuah masalah, dimana mereka  harus menciptakan produk baru, tetapi kemungkinan berhasil sukses terhadap produk tersebut sangat kecil. Secara keseluruhan, untuk menciptakan produk baru yang berhasil. Perusahaan harus memahami pelanggannya, pasar, pesaing, serta pengembangan produk yang memberikan nilai unggul bagi pelanggan. Perusahaan harus mempunyai rencana produk baru yang kuat dan mempersiapkan proses pengembangan produk baru yang sistematis. Pengembangan produk baru dimulai dengan penciptaan ide. Perusahaan menemukan dan mengembangkan ide produk baru dari berbagai sumber. Banyak ide produk baru berasal dari sumber internal.
B. Rumusan masalah
1. Menjelaskan strategi Pengembangan Produk Baru?
2. Menjelaskan kategori-kategori produk baru?
3. Menjelaskan proses perkembangan produk baru?
4. Menjelaskan organisai perkembangan produk baru?
5. Menjelaskan Peyebaran produk baru?
C. Tujuan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah di atas, adapun tujuan dari makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Pengertian strategi Pengembangan Produk Baru
2. Pengertian kategori-kategori produk baru
3. Pengertian proses perkembangan produk baru
4. Pengertian organisai perkembangan produk baru
5. pengertian penyebaran produk baru


BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Strategi Pengembangan Produk Baru
Banyak perusahaan yang menghadapi sebuah masalah, dimana mereka  harus menciptakan produk baru, tetapi kemungkinan berhasil sukses terhadap produk tersebut sangat kecil. Secara keseluruhan, untuk menciptakan produk baru yang berhasil. Perusahaan harus memahami pelanggannya, pasar, pesaing, serta pengembangan produk yang memberikan nilai unggul bagi pelanggan. Perusahaan harus mempunyai rencana produk baru yang kuat dan mempersiapkan proses pengembangan produk baru yang sistematis.
Pengembangan produk baru dimulai dengan penciptaan ide. Perusahaan menemukan dan mengembangkan ide produk baru dari berbagai sumber. Banyak ide produk baru berasal dari sumber internal. Perusahaan mengadakan riset dan pengembangan resmi, memilih ide dari karyawan mereka, dan mengadakan tukar pikiran dalam rapat eksekutif. Ide lain datang dari sumber eksternal. Dengan mengadakan survei dan kelompok fokus serta mengalisis pertanyaan dan keluhan pelanggan, perusahaan dapat menghasilkan ide produk baru yang akan memenuhi kebutuhan spesifik konsumen.
Perusahaan melacak penawaran pesaing dan menginspeksi produk baru, memilih produk, menganalisis kinerja produk, dan memutuskan apakah mereka akan memperkenalkan yang sama atau produk yang lebih baik. Distributor dan pemesok berada dekat dengan pasar dan dapat menyalurkan informasi tentang masalah konsumen dan kemungkinan produk baru.
Menurut Kotler, langkah-langkah penting dalam pengembangan produk dibawah ini
1)    Pemunculan gagasan (idea generation)
Pengembangan baru dimulai dengan penelitian terhadap berbagai gagasan  produk baru. Pemunculan gagasan baru harus sesuai dengan jenis usaha perusahaan dan konsumen sebagai salah satu sumber yang paling logis untuk mencari gagasan-gagasan produk baru.
2)    Penyaringan gagasan (idea screening)
Tujuan penyaringan adalah mengurangi banyaknya gagasan dengan mencari dan menghilangkan gagasan buruk sedini mungkin.
3)    Pengembangan dan pengujian konsep (concept development and testing)
Suatu ide atau gagasan yang lolos penyaringan selanjutnya dikembangkan menjadi beberapa alternatif konsep produk.
4)    Pengembangan strategi pemasaran (marketing strategy development)
Pernyataan strategi pemasaran terdiri dari tiga bagian untuk memperkenalkan produk ke pasar. Bagian pertama menjelaskan ukuran, struktur, dan tingkah laku pasar sasaran, penempatan produk yang telah direncanakan, penjualan, bagian pasar, serta sasaran keuntungan yang hendak dicari pada beberapa tahun pertama.
5)    Analisis usaha (business analysis)
Bila manajemen telah menentukan konsep produk dan strategi pemasaran, perusahaan bisa mengevaluasi daya tarik usulan usaha itu. Manajemen harus menilai penjualan, biaya, dan perkiraan laba untuk menentukan apakah mereka telah memenuhi tujuan perusahaan. Jika telah memenuhi, produk bisa bergerak maju ke langkah pengembangan produk.
6)    Pengembangan produk (product development)
Bila konsep produk lolos dari uji analisis usaha, konsep itu lalu menuju riset dan pengembangan dan/atau rekayasa untuk dikembangkan menjadi produk fisik
7)    Pengujian pasar (market testing)
   Pengujian pasar ialah keadaan dimana produk dan program pemasaran diperkenalkan kepada kalangan konsumen yang lebih otentik untuk mengetahui bagaimana konsumen dan penyalur mengelola, memakai, dan membeli-ulang produk itu dan seberapa luas pasar yang dimilikinya.
8)    Komersialisasi
Tahap komersialisasi menyangkut perencanaan dan pelaksanaan strategi peluncuran (launching strategy) produk baru ke pasar. Dalam melemparkan suatu produk, perusahaan harus memutuskan: kapan, dimana, pada siapa, dan bagaimana produk baru tersebut akan diluncurkan ke pasar.
Berikut ada dua cara bagaimana menentukan harga dari produk baru :
1. Penentuan harga mengambil sebagian pasar
Strategi ini pernah diterapkan oleh Intel ketika meluncurkan chip komputer terbaru. Mereka meluncurkan chip tersebut ke pasaran dengan harga $1000 per keping. Tentu saja harga ini hanya bisa dijangkau oleh segmen pasar kelas atas saja. Dengan harga yang tinggi, intel berusaha untuk mengambil hanya sebagian pasar yakni pasar kelas atas.
Ketika siklus produk mulai mengalami penurunan, akibat banyaknya pesaing serupa yang masuk dan penjualan mulai melemah. Intel menurunkan harga chip menjadi $200 per keping. Sehingga chip tersebut menjadi prosesor masal paling lari di pasaran. Dengan cara itu, intel mengambil pendapatan yang maksimum dari berbagai segmen pasar
2. Penetapan Harga Penetrasi Pasar
Selain menetapkan harga yang tinggi untuk mengambil sebagian segmen pasar. Sebagian perusahan justru menggunakan harga penetrasi pasar. Dimana mereka memberikan harga yang relatif murah, sehingga penjualan produkpun meningkat. Tujuannya adalah agar perusahaan bisa menembus pasar secara cepat dan menarik banyak pembeli
1. Product Life Cycle
Produk baru perusahaan mengalami rentang usia yang terbatas dan harus digantikan oleh produk yang lebih baru. Suatu perusahaan harus piawai dalam mengembangkan dan mengelola produk baru. Semua produk pasti mengalami siklus hidup mulai dari produk dilahirkan, melalui beberapa fase, dan pada akhirnya mati ketika ada produk baru yang datang dan produk baru itu dapat melayani kebutuhan konsumen dengan lebih baik. Siklus hidup ini menghadirkan dua tantangan utama: Pertama, karena semua produk pada akhirnya mengalami penurunan, perusahaan harus mampu mengembangkan produk baru untuk menggantikan produk lama (tantangan pengembangan produk baru). Kedua, perusahaan harus mampu menyesuaikan strategi pemasarannya dalam menghadapi perubahan selera, teknologi, dan persaingan ketika produk melewati tahap-tahap siklus hidup (tantangan strategi siklus hidup produk)
B. KATEGORI - KATEGORI PRODUK BARU
Ada enam kategori produk baru:
 Baru Bagi Dunia Produk 
Dapat disebut sebagai inovasi yang terhenti (Discontinue Innovation). Produk ini menciptakan pasar secara keseluruhan .Telephon , televisi ,komputer danmesin faksimili adalah contoh umum dari produk yang baru dari dunia.
 Lini produk Baru
Produk-produk ini adalah produk yang belum pernah ditawarkan oleh perusahaan sebelumnya, disediakan untuk memasuki pasar yang sudah terbentuk.
 Tambahan Lini Produk yang Telah Ada
Kategori ini merupakan kategori tambahan line dari produk yang telah ada sebelumnya.
 Peningkatan atau Perbaikan Produk yang Telah Ada
Pada katagori ini produk yang dibuat sebelumnya telah ada ,produk yang baru diciptakan adalah perbaikan dari produk yang diciptakan sebelum produk baru ini.
 Memposisikan kembali Produk
Pada katagori ini ,produk yang diciptakan sudah ada,dan yang berubah hanya pemposisian produk ,segmen yang dituju ,dan pasar baru yang akan dituju
 Produk dengan Harga Lebih Murah
Produk yang dihasilkan sudah ada ,namun perubahan yang terjadi hanya pada harga produk yang akan dipasarkan .Dapat lebih murah atau bahkan lebih mahal dari harga sebelumnya.
C    PROSES PENGEMBANGAN PRODUK BARU
Kotler dalam bukunya Marketing Management (2009) mengemukakan bahwa ada delapan proses pengembangan produk baru yaitu mencakup: pemunculan gagasan (idea generation), penyaringan gagasan (idea screening), pengembangan dan pengujian konsep (concept development and testing), pengembangan strategi pemasaran (marketing strategy development), analisis bisnis (business analysis), pengembangan produk (product development), pengujian pasar (market testing), dan komersialisasi (commercialization).
factor-faktor yang turut dalam menghambat pengembangan produk baru adalah:
a. Kekurangan gagasan produk baru yang penting di area tertentu (mungkin hanya tersisa sedikit cara untuk memperbaiki beberapa produk dasar).
b. Pasar yang terbagi-bagi (persaingan ketat menyebabkan pasar terbagi-bagi). Perusahaan harus mengarahkan produk baru mereka pada sekmen pasar yang lebih kecil, dan hal ini berarti penjualan dan laba yang lebih rendah untuk tiap produk.
c. Kendala sosial dan pemerintah (produk baru harus memenuhi kriteria seperti keamanan dan keseimbangan lingkungan).
D. ORGANISASI UNTUK PENGEMBANGAN PRODUK BARU
Untuk mengembangkan sebuah aliran yang mantap dari suatu produk baru, suatu struktur organisasi menjadi sangatlah penting. Walaupun pada beberapa perusahaan ,manajer puncak cenderung secara pasif menerima gagasan tentang produk baru ,tidak secara aktif mengumpulkannya. Lebih jauh lagi ,para manajer sringkai kurang memperoses gagasan yang mereka terima tersebut ,dan kesempatan menentukan apakah gagasan ini dipertimbangkan sepenuhnya. Salah satu persyaratan utama untuk melahirkan gagasan baru dengan sukses memperkenalkan produk baru tersebut adalah adanya dukungan dari manajemen puncak. Sebagai tambahan , beberapa kelompok atau struktur dalam organisasi dapat memberikan fasilitas bagi pengembangn dari produk baru . Hal ini termasuk komitedan departemen produk baru ,tim gabungan, interpreneurs .
 KOMITE PRODUK BARU
Komite produk baru adalah kelompok Ad – hoc ( khusus ) dimana anggotanya mengelola proses pengembangan produk baru. Para anggota biasanya mewakili berbagai kelompok funsional ,seperti pabrik , penelitian dan pengembangan ,keuangan serta pemasaran.
 TIM GABUNGAN DAN INTERPRENEUR
Tim Gabungan dan Interpreneur adalah kelompok yang berorientasi pada pasar yang terdiri dari beberapa orang yang terdiri dari berbagai disiplin ilmu. Anggota tim termasuk dari bagian pemasaran, peneliti dan pengembangan yang berfokus pada satu tujuan yang sama yaitu merencanakan keuntungan perusahaan dengan memasuki bisnis baru.
E.PENYEBARAN PRODUK BARU
Para manager memiliki kesempatan yang lebih baik untuk memasarkan produk dengan berhasil ,jika mereka mengerti tentang bagaimana konsumen mempelajaritentang produkdan menggunakannya .Seseorang yang membeli produk baru yang belum pernah dicoba sebelumnya kemungkinan akan menjadi seorang pengguna (adaopter) yaitu seorang konsumen yang cukup senang dengan pengalaman pertamanya dalam mencoba produk tersebut dan kemudian menggunakannya kembali.












BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Setelah dipaparkan dalam bab pembahasan dalam berbagai judul subbab maka dapat disimpulkan bahwa produk baru dimulai dengan penciptaan ide. Perusahaan menemukan dan mengembangkan ide produk baru dari berbagai sumber. Banyak ide produk baru berasal dari sumber internal Perusahaan mengadakan riset dan pengembangan resmi, memilih ide dari karyawan mereka, dan mengadakan tukar pikiran dalam rapat eksekutif. Ide lain datang dari sumber eksternal. Dengan mengadakan survei dan kelompok fokus serta mengalisis pertanyaan dan keluhan pelanggan, perusahaan dapat menghasilkan ide produk baru yang akan memenuhi kebutuhan spesifik konsumen.



Minggu, 06 Maret 2016

Pengertian

Sebagai karakteristik pendidikan yang bercorak Islam, maka sudah barang tentu dalam perumusan tujuan pendidikannya mengacu dan berpihak pada hukum-hukum ajaran Islam. Adapun tujuan pendidikan Islam dapat dilihat sebagai berikut:
Para ahli pendidikan memberikan pendapat tentang tujuan pendidikan Islam, diantaranya:
1. Al-Abrasy (1980:10) mengatakan bahwa tujuan utama pendidikan Islam adalah pembentukan akhlak yang utama atau pembentukan moral yang tinggi.
2. Zaini (1986: 34-35)  mengatakan tujuan utama pendidikan Islam adalah membentuk manusia yang berjasmani kuat atau sehat dan terampil, berotak cerdas dan berilmu banyak, berhati tunduk kepada Allah serta mempunyai semangat kerja yang hebat, disiplin yang tinggi dan pendirian yang teguh.
3. Chabib Thoha (1995: 101-102) mengatakan tujuan pendidikan Islam adalah:
a. Menumbuhkan dan mengembangkan ketaqwaan kepada Allah SWT
b. Membina dan memupuk akhlakul karimah
c. Menumbuhkan sikap dan jiwa yang selalu beribadah kepada Allah
d. Menciptakan pemimpin-peminipin bangsa yang selalu beramar ma’ruf nahi munkar
e. Menumbuhkan kesadaran ilmiah, melalui kegiatan penelitian, baik terhadap kehidupan manusia, alam maupun kehidupan makhluk Allah semesta.